Profil Desa Nambangan
Ketahui informasi secara rinci Desa Nambangan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Nambangan, Grabag, Purworejo. Mengupas potensi pertanian lahan kering di perbukitan Menoreh, geliat UMKM, serta upaya pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan kesejahteraan di salah satu desa tertinggi di Purworejo.
-
Geografi Dataran Tinggi
Berada di kawasan perbukitan Menoreh, Desa Nambangan memiliki karakteristik sebagai desa dataran tinggi dengan lahan subur yang cocok untuk pertanian palawija, perkebunan, dan peternakan.
-
Basis Ekonomi Pertanian Lahan Kering
Perekonomian desa ditopang oleh komoditas pertanian lahan kering seperti singkong, jagung, dan empon-empon, serta sektor peternakan kambing yang menjadi andalan banyak keluarga.
-
Fokus pada Peningkatan Aksesibilitas
Pembangunan infrastruktur, terutama perbaikan dan pengerasan jalan, menjadi prioritas utama pemerintah desa untuk mengatasi tantangan geografis dan membuka isolasi ekonomi.
Menempati salah satu posisi tertinggi di jajaran perbukitan Menoreh, Desa Nambangan di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menawarkan potret kehidupan pedesaan yang menyatu dengan alam. Sebagai desa dataran tinggi, Nambangan dianugerahi tanah subur dan hawa sejuk yang menjadi modal utama bagi denyut nadi perekonomian agrarisnya. Meskipun dihadapkan pada tantangan geografis berupa medan yang terjal, semangat masyarakatnya yang gigih dalam mengolah lahan dan komitmen pemerintah desa dalam membuka aksesibilitas, menjadikan Nambangan sebagai contoh nyata desa yang berjuang untuk mandiri dan sejahtera.
Letak Geografis dan Karakteristik Wilayah
Secara geografis, Desa Nambangan memiliki posisi yang unik di Kecamatan Grabag. Letaknya di kawasan puncak perbukitan Menoreh menjadikannya salah satu desa dengan elevasi tertinggi di wilayah ini. Topografi desa didominasi oleh lereng-lereng terjal dan lembah curam, dengan sedikit area datar yang dimanfaatkan untuk permukiman dan fasilitas umum. Kondisi alam ini secara langsung mendefinisikan pola hidup, jenis usaha dan tantangan pembangunan yang dihadapi oleh masyarakatnya.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Nambangan adalah sekitar 1,94 kilometer persegi atau 194 hektare. Lahan di desa ini mayoritas merupakan lahan kering atau tegalan yang sangat bergantung pada curah hujan (pertanian tadah hujan). Adapun batas-batas wilayah Desa Nambangan sebagai berikut:
Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tulusrejo.
Di sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang.
Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tulusrejo.
Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bendungan.
Tata guna lahan di Nambangan dioptimalkan untuk pertanian lahan kering. Lereng-lereng perbukitan dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis palawija, tanaman keras, dan empon-empon. Struktur permukiman penduduk umumnya mengikuti kontur tanah, membentuk pola linear di sepanjang jalan desa atau mengelompok di punggung-punggung bukit yang relatif lebih aman dan landai.
Demografi dan Tatanan Sosial Masyarakat
Menurut data publikasi "Kecamatan Grabag dalam Angka", jumlah penduduk Desa Nambangan tercatat sebanyak 1.258 jiwa. Dengan luas wilayah 1,94 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 648 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan ini tergolong rendah, yang mencerminkan karakteristik wilayah perbukitan di mana lahan produktif lebih dominan dibandingkan area permukiman.Mayoritas penduduk Desa Nambangan berprofesi sebagai petani lahan kering dan peternak. Mereka mengolah tegalan untuk menanam komoditas yang tahan terhadap kondisi tanah dan cuaca di dataran tinggi. Selain bertani, hampir setiap keluarga juga memiliki usaha peternakan, terutama kambing jenis Etawa dan Jawa Randu, yang dianggap sebagai "tabungan hidup" karena dapat dijual sewaktu-waktu saat ada kebutuhan mendesak.Kehidupan sosial masyarakat Nambangan sangat diwarnai oleh semangat kebersamaan dan gotong royong. Kondisi geografis yang menantang menumbuhkan rasa saling ketergantungan yang kuat antarwarga. Tradisi kerja bakti untuk membuka jalan baru, memperbaiki saluran air, atau membantu pembangunan rumah tetangga masih menjadi praktik sosial yang hidup dan mengakar kuat. Solidaritas ini menjadi modal sosial yang krusial dalam menghadapi berbagai kendala dan melaksanakan program pembangunan secara partisipatif.
Pilar Ekonomi: Pertanian Lahan Kering dan Sektor Peternakan
Perekonomian Desa Nambangan bertumpu pada dua pilar utama: pertanian lahan kering dan peternakan. Keterbatasan sumber air untuk irigasi teknis membuat masyarakat fokus pada komoditas yang tidak memerlukan banyak air. Singkong dan jagung menjadi tanaman pangan utama yang dibudidayakan. Singkong tidak hanya dijual dalam bentuk umbi mentah, tetapi juga diolah oleh industri rumahan menjadi gaplek atau bahan baku tepung tapioka yang memiliki nilai jual lebih tinggi.Selain tanaman pangan, perkebunan tanaman keras seperti albasia (sengon) dan mahoni juga menjadi investasi jangka panjang bagi banyak warga. Tanaman empon-empon seperti jahe, kunyit, dan kencur juga tumbuh subur di sela-sela tanaman utama, memberikan pendapatan tambahan bagi para petani, terutama kaum ibu.Sektor peternakan memegang peranan yang tidak kalah penting. Beternak kambing telah menjadi tradisi dan bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi rumah tangga di Nambangan. Kondisi alam perbukitan yang kaya akan pakan hijauan sangat mendukung pengembangan ternak kambing. Hasil dari peternakan ini, baik berupa penjualan anakan maupun kambing dewasa, menjadi penopang ekonomi yang sangat diandalkan, terutama untuk membiayai pendidikan anak dan kebutuhan besar lainnya. "Kalau butuh uang mendadak untuk sekolah anak, kami tinggal menjual satu atau dua ekor kambing. Ini seperti simpanan kami," ujar seorang warga.
Pembangunan Infrastruktur sebagai Upaya Membuka Keterisolasian
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Nambangan adalah aksesibilitas. Medan yang terjal dan curam membuat pembangunan infrastruktur jalan menjadi sangat vital sekaligus menantang. Menyadari hal ini, Pemerintah Desa Nambangan secara konsisten memprioritaskan penggunaan Dana Desa (DD) untuk program pembukaan jalan baru, pengerasan, dan betonisasi jalan antardusun serta jalan usaha tani.Peningkatan kualitas jalan secara langsung berdampak pada penurunan biaya transportasi untuk mengangkut hasil panen ke pasar. Sebelumnya, warga harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra untuk membawa hasil bumi mereka. Dengan jalan yang lebih baik, mobilitas ekonomi menjadi lebih lancar dan efisien.Selain infrastruktur jalan, penyediaan sarana air bersih juga menjadi fokus utama. Meskipun berada di dataran tinggi, desa ini memiliki beberapa sumber mata air. Pemerintah desa bersama masyarakat membangun sistem perpipaan untuk mengalirkan air dari sumbernya ke bak-bak penampungan di setiap dusun, memastikan warga mendapatkan akses air bersih yang cukup, terutama saat musim kemarau. Peningkatan fasilitas umum lainnya, seperti renovasi balai desa, posyandu, dan sarana ibadah, juga terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tantangan, Peluang, dan Visi Masa Depan
Di samping tantangan aksesibilitas, Desa Nambangan juga menghadapi isu risiko bencana alam seperti tanah longsor, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Edukasi dan mitigasi bencana menjadi program penting yang perlu terus digalakkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga. Di sektor ekonomi, ketergantungan pada harga komoditas pertanian yang fluktuatif serta regenerasi petani menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius.Namun di balik tantangan tersebut, Desa Nambangan menyimpan potensi besar. Pemandangan alamnya yang indah dari puncak perbukitan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata atau wisata alam. Pengunjung dapat menikmati suasana pedesaan yang asri sambil belajar tentang pola pertanian lahan kering dan peternakan kambing.Visi masa depan Desa Nambangan adalah menjadi desa agraris yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Dengan terus meningkatkan infrastruktur untuk membuka keterisolasian, mengembangkan produk olahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah, serta menjajaki potensi pariwisata berbasis alam, Nambangan berpeluang besar untuk bertransformasi. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat yang solid, dan dukungan dari pemerintah kabupaten akan menjadi kunci untuk mewujudkan Nambangan sebagai desa dataran tinggi yang maju dan sejahtera.
